Selamat Datang... Blog ini menjadi saksi, bahwa kita pernah jumpa dalam dunia maya :)

Sejarah Tifa

 ALAT MUSIK TIFA



Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya berasal dari Maluku dan Papua. Alat musik ini memiliki bentuk yang menyerupai gendang serta terbuat dari kayu yang di lubangi pada bagian tengahnya. Setelah dilubangi, kemudian ditutupi dengan kulit hewan (biasanya kulit rusa). Dengan begitu, ketika alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul bisa menghasilkan suara yang bagus dan indah.

Alat musik tifa itu sendiri memiliki beberapa jenis, seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong serta Tifa Bas. Sementara itu, bentuk dari alat musik tifa biasanya dibuat dengan ukir-ukiran khas daerahnya. Badan kerangkanya juga terbuat dari kayu yang dilapisi oleh rotan sebagai pengikatnya dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya. Terlebih lagi, alat musik tifa antara daerah yang satu dengan daerah lainnya belum tentu sama atau bisa dibilang memiliki ciri khasnya masing-masing.

Alat musik Tifa umumnya digunakan untuk mengiringi tarian perang serta beberapa tarian daerah lainnya. Adapun kesenian yang biasa menggunakan alat musik tifa sebagai pengiringnya, seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional suku Asmat serta tari Gatsi.

Di daerah Maluku, alat musik tifa ini dikenal dengan nama Tahitoe dan biasa dimainkan di daerah Maluku Tengah. Sementara itu, di Pulau Aru, alat musik tifa dikenal dengan nama Titir.


Mitos Alat Musik Tifa

      Asal-usul tifa tak lepas dari mitos-mitos di kalangan masyarakat pedalaman Papua.

Konon katanya, terdapat dua bersaudara asal Papua yang bernama Fraimun serta Saran Bayar. Mereka melakukan petualangan dan pergi meninggalkan desa yang sudah tenggelam. Lalu, mereka memilih untuk menetap di Wamp Ender, Biak Utara. Saat sedang berburu di malam hari, dua bersaudara ini kemudian menemukan pohon opsur, sebuah pohon yang mengeluarkan suara di tengah hutan.

Keesokan harinya, saat kembali mendatangi pohon untuk mencari tahu asal suara, ternyata mereka menemukan lebah madu, biawak, soa-soa dan binatang-binatang lain yang tinggal di pohon tersebut.

Hingga akhirnya, mereka memutuskan untuk menebang pohon dan membuang bagian tengahnya dengan menggunakan besi panjang yang mana ujungnya sudah dibuat dengan tajam. Kemudian, bagian pohon yang sudah dilubangi dibuat hingga sama seperti pipa. Hal ini dilakukan agar pohong yang dilubangi terlihat rapi.

Awalnya, sang adik berniat menutupi salah satu sisinya dengan menggunakan kulit paha sang kakak, namun karena akan menyakiti sang kakak akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan kulit soa-soa. Cara menangkap soa-soa juga terbilang cukup unik, mereka tak menangkapnya begitu saja, tetapi malah memanggil hewannya dengan menggunakan bahasa Biak.

“Hei, napiri Bo..”. Entah mengapa hewan ini seperti paham serta mengerti dan mendatangi keduanya begitu saja. Soa-soa pun kemudian dibunuh dan dikuliti untuk yang kemudian kulitnya digunakan untuk menutupi salah satu permukaan lubang kayu, dan hasilnya berupa alat musik tifa sebagaimana yang kita kenal saat ini

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Labels

About

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Categories

Advertising

Advertising

Hallo sobat musik

Mari tahu lebih banyak tentang alat musik!

Mengenal komponen penyusun

 Assalamualaikum Wr Wb.  Hallo semua aku Caca, di postingan ini aku akan menjelaskan detail lebih mendalam tentang gitar, apa itu Gitar? Apa...

Label